Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Guruh Soekarnoputra Diolah Ulang Murid IMDI

Kompas.com - 10/01/2016, 13:23 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Dalam rangka ujian semester kelas vokal, Institut Musik Daya Indonesia (IMDI), Jakarta, mengadakan pertunjukan berjudul Zamrud Khatulistiwa dengan tema Tribute to Guruh Soekarno Putra.

Pementasan itu digelar di IMDI, kawasan Ampera, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/1/2016) malam, sekaligus untuk menghormati Guruh sebagai komposer legendaris.

Guruh, yang bernama lengkap Muhammad Guruh Irianto Soekarnoputra, akan  berulang tahun ke-63 pada 13 Januari 2016.

"Sebenarnya showcase seperti ini diadakan setiap semester untuk final exam mereka. Temanya juga bermacam-macam," terang Bernice Nikki, guru vokal IMDI sekaligus produser pertunjukan tersebut, kepada Kompas.com sebelum pementasan itu dimulai.

"Nah, kali ini Tribute to Guruh Soekarno Putra. Jadi, judulnya Zamrud Khatulistiwa, yang merupakan salah satu judul lagu beliau," lanjutnya.

"Ada sembilan murid yang menyanyikan lagu-lagu karya Guruh Soekarnoputra dengan dibantu oleh murid-murid lain yang main musik hingga jadi kru," terangnya lagi.

Bernice menugaskan para muridnya untuk membuat aransemen ulang 18 lagu ciptaan Guruh, termasuk yang populer dalam industri musik Tanah Air, antara lain "Cinta Indonesia", "Anak Jalanan", "Gita Cinta", "Simfoni Raya Indonesia", dan "Zamrud Khatulistiwa".

"Tiga lagu dibawakan secara grup dan ada koreografinya. Saya tugaskan anak-anak untuk mengaransemen musiknya sendiri. Misalnya, lagu 'Cinta Indonesia', yang sudah pakem seperti itu, saya justru minta kepada anak-anak untuk ubah aransemennya sedikit sesuai dengan kreasi mereka, supaya mereka juga dapat pelajaran untuk teori musiknya," tutur Bernice.

"Ini sebagai bentuk penghormatan juga bagi Guruh karena beliau ini kan salah satu komposer legendaris di Indonesia," tuturnya lagi.

Selain itu, para murid yang terlibat dalam pertunjukan vokal tersebut, pada proses penggarapan dan latihan selama empat bulan diharuskan mengetahui sejarah dan latar belakang lagu-lagu ciptaan Guruh yang akan mereka bawakan.

"Di sini kan sistemnya bukan hanya membawakan lagunya saja, tapi harus tahu sejarahnya seperti apa, background-nya seperti apa, liriknya seperti apa. Nah, lirik dari Guruh ini kan puitis, indah. Saya tugaskan anak-anak untuk baca sejarahnya, bagaimana latar belakang lagu itu dibuat. Setelah itu, barulah mereka pantas buat bawain lagu-lagu itu," jelas Bernice.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com