Christine Hakim: Berhati-hatilah dengan Film dari Sesama Negara Asia

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya jumlah bioskop yang tidak dibarengi dengan jumlah film yang diproduksi menjadi salah satu kekhawatiran aktris senior Christine Hakim (60) dalam industri perfilman Indonesia.

Hal itu ia ungkapkan usai ditemui dalam acara Creative Economy and Cultural Industries in a Digital World di Hotel Harris Vertu, Harmoni, Jakarta, Rabu (29/3/2017).

"Kalau jumlah produksi film belum sama seperti India, saya khawatir akan memberi dampak yang buruk," katanya.

Diperkirakan, India memproduksi 1.000 judul film setiap tahunnya. Sementara itu, Indonesia hanya memproduksi sekitar 100 judul film per tahunnya.

"(Di India) banyak bioskop, film juga banyak. Jadi seimbang," kata wanita yang meraih Piala Citra untuk Pemeran Wanita Utama sebanyak enam kali itu.

"Saya khawatir kalau banyak bioskop (di Indonesia), tapi film masih belum memenuhi kuota bioskop, maka nanti akan diisi oleh film asing. Pasti," imbuhnya.

Namun, lanjut Christine, film-film garapan Hollywood itu bukanlah kompetitor perfilman Indonesia.

"Dari pengalaman saya, justru kita harus berhati-hati adalah film dari sesama negara Asia. Itu bisa jadi kompetitor kita," ungkap wanita kelahiran Jambi, 25 Desember 1956 ini.

Ia pun memberi contoh. Saat ini, ada salah satu stasiun TV yang memutar film yang digarap negara Asia lainnya. Stasiun TV tersebut bisa bertahan lantaran rating tinggi yang didapatkan tayangan tersebut.

"Mudah-mudahan pemerintah betul-betul memikirkan untuk kepentingan bangsa dan negara, jadi ya kita tidak boleh memikirkan kepentingan kelompok saja," tutupnya.