JAKARTA, KOMPAS.com - Band Pure Saturday asal Bandung, Jawa Barat, tampil menyanyikan lagu lawas mereka, "Coklat", di acara Levi’s Commuter U:th Festival 2015 di Plaza Selatan Senayan, Jakarta, Minggu (25/1). Namun, mereka enggan menceritakan alasan pemilihan lagu itu di atas panggung.

Lagu itu dicomot dari album Pure Saturday keluaran tahun 1996. "Ceritanya, sih, waktu itu, Suar (vokalis pertama Pure Saturday) mau berangkat latihan. Di tengah jalan, ia kena tilang. Ia bisa melanjutkan perjalanan setelah tawar-menawar. Ya, seperti itulah,"
kata Iyo, vokalis Pure Saturday, yang masuk menggantikan Suar setelah band ini mengeluarkan album kedua, Utopia (1998).

Iyo menahan diri tidak berkomentar terlalu banyak soal lagu itu di panggung. Ia hanya mengajak penonton yang hafal liriknya bernyanyi bersama. Pemilihan memainkan lagu itu terasa pas dengan suasana hiruk-pikuk yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan kepolisian RI belakangan ini. Penonton bersemangat menyanyikan lirik "Coklat dimakan malah melawan/pupus harapan//"

Bukan kebetulan, Iyo juga pernah berurusan dengan polisi. Ia korban pemukulan polisi di sebuah kafe di Bandung, setahun lalu, terkait pemberlakuan jam malam.

Pure Saturday adalah band yang memproduksi sendiri album pertama mereka. Belakangan, mereka mengubah warna musik dengan menambahkan unsur rock progresif di album keempat, Grey, pada tahun 2012. Selain Iyo, band itu dihuni oleh Aitya Ardinugraha (gitar), Yudistira Ardinugraha (drum), Ade Purnama (bas), dan Arief Hamdani (gitar). (HEI)