”Sekarang sulit titip film kepada distributor kita kalau ada forum-forum film penting di luar negeri. Lebih baik nenteng film sendiri…,” kata Lola. Mereka secara tidak sengaja bertemu di Paris, akhir pekan lalu.
Di Paris, Lola di antaranya menawarkan film-film karyanya, seperti Negeri Tanpa Telinga, Kisah3Titik, Sanubari Jakarta, termasuk kisah buruh migran dalam film Minggu Pagi di Victoria Park.
”Ada lima film yang diminati distributor luar dari 10 film yang aku tawarkan,” kata Lola.
Setidaknya, fakta ini menggembirakan hati Lola sebagai kreator film Indonesia. Ia merasa film-film Indonesia kurang diperjuangkan di luar negeri. ”Padahal, negeri kita jauh lebih dikenal dibandingkan Filipina, misalnya. Tapi, kok, film-film kita jarang ada di forum internasional…,” ujar Lola.
Setidaknya, cerita Lola, ia sudah membuka jaringan bagi kemungkinan distribusi film-film Indonesia di Eropa dan Amerika.
”Mungkin kita harus lebih agresif dalam mengedarkan film,” katanya menutup cerita. Lola harus pamit mengejar kereta terakhir…. (CAN)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.