Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembuat Film "The Act of Killing" Raih Tasrif Award 2015

Kompas.com - 05/09/2015, 12:19 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sineas asal Amerika Serikat, Joshua Oppenheimer dan anonim mendapatkan penghargaan Suardi Tasrif 2015 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) lewat dua karya sinema mereka "The Act of Killing" dan "Senyap" pada Malam Resepsi Hari Ulang Tahun ke-21 AJI, Jumat (4/9/2015).

Dua film tersebut dinilai berhasil mengungkap fakta peristiwa Hak Asasi Manusia berat pada 1965–1966 dari perspektif berbeda. Tim juri Tasrif Award 2015 terdiri dari Didik Supriyanto (Pemimpin Redaksi Merdeka.com), Arif Zulkifli (Pemimpin Redaksi Majalah Tempo), dan Donny B.U. (Co-Founder ICT Watch).

"Tanpa pengungkapan fakta atas pembantaian 1965–1966, proses rekonsiliasi mustahil dilakukan. Rekonsiliasi tidak akan tercapai jika kebenaran tidak diungkap," demikian pernyataan resmi Dewan Juri Tasrif Award 2015.

Penilaian dilakukan dengan dua metode. Pertama adalah menyebarkan angket ke banyak wartawan di Indonesia melalui perwakilan AJI. Sedangkan metode kedua adalah dengan mengamati peristiwa-peristiwa besar yang tengah terjadi kemudian mengambil kriteria penilaian dari hasil pengamatan tersebut.

"The Act of Killing" (2013) adalah judul versi bahasa Inggris dari "Jagal", yang menceritakan tentang kesaksian para pelaku pembantaian 1965–1966 di Sumatera Utara. Film lainnya, yaitu "Senyap" (2014) juga memiliki judul versi bahasa Inggris, yaitu "The Look of Silence" menceritakan dari perspektif korban.

Pada malam yang sama juga dianugerahkan dua penghargaan lainnya, yaitu SK Trimurti Award dan Udin Award. Namun, dewan juri Udin Award 2015 memutuskan untuk tidak memberikan penghargaan tersebut kepada kandidat manapun. Ging Ginanjar (Desk Editor BBC Indonesia) sebagai salah satu dewan juri Udin Award 2015 menjelaskan bahwa tidak adanya peraih Udin Award 2015 dikarenakan kondisi pers yang saat ini cenderung kian berkompromi dan tidak sepenuhnya melawan pembungkaman kemerdekaan pers.

Sedangkan penghargan SK Trimurti 2015 jatuh kepada Hana Hiyakobi, seorang aktivis perempuan asal Papua yang mengupayakan agar suara dan perjuangan kaum perempuan terdengar luas.

"Kita tidak boleh berhenti, tapi harus menjadi pribadi yang menginspirasi. Menyuarakan suara kaum yang tak bersuara," tegas Hana pasca-penerimaan penghargaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau