Hal itu pula yang membuat Victor membantu si bungkuk melarikan diri dan membuatnya tidak bungkuk lagi serta memberinya nama Igor. Bersama-sama mereka saling berbagi visi untuk menemukan cara untuk membuat makhluk yang sudah mati hidup kembali.
Percobaan mereka dengan mengumpulkan beberapa bagian tubuh hewan dan menyatukannya dengan mayat seekor simpanse pun berhasil.
Namun, simpanse yang dihidupkan tersebut menjadi tak terkontrol dan membuat kekacauan hingga akhirnya harus dibunuh.
Victor semakin percaya bahwa hal itu akan bisa menjadi lebih baik jika ia mencoba menghidupkan seorang manusia yang berasal dari potongan tubuh beberapa mayat.
Di sisi lain Igor merasa hal itu bertentangan dan tidak seharusnya dilakukan, tapi Victor tetap bersikeras. Hal itu membuat Igor harus menghentikan Victor dari obsesinya.
Hanya Igor yang bisa membawa kawannya itu selamat dari kegilaan dan dari monster yang ia ciptakan.
Dari segi cerita, film yang terinspirasi dari novel berjudul "Frankenstein" karya Mary Shelley ini mampu memberi sudut pandang lain mengenai cerita legendaris Frankenstein karena mengangkat sisi kemanusiaan orang yang menciptakaan yaitu Victor Frankenstein.
Apalagi, sudut pandang itu berasal dari kacamata seorang Igor yang menyoroti hubungannya dengan Frankenstein. Sang penulis naskah, Max Landis, dengan brilian mampu membuat sebuah cerita yang menarik untuk dicermati.
Meski begitu, eksekusi dari film ini sayangnya terkesan hanya biasa saja untuk sebuah film yang mencoba menampilkan imajinasi baru dari sebuah cerita legendaris.