Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Glodok dan Cerita VCD Karaoke Super Ekonomis

Kompas.com - 07/02/2016, 12:16 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

Menunggu
ASIRI, GAPERINDO, dan PIMRI baru memulai usaha mereka untuk memutus mata rantai pembajakan karya musik. Tak heran, di sebagian kawasan Glodok tersebut masih didapati hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

Pertama, mengenai harga jual VCD Karaoke Super Ekonomis dari para pedagang kepada pembeli.

Kompas.com masih menemukan sejumlah pedagang yang menjual VCD Karaoke Original Super Ekonomis dengan harga Rp 15.000 per keping.

Mereka beralasan bahwa produk tersebut original, sehingga harganya lebih mahal dari produk bajakan, yang sebelumnya mereka jual.

"Kalau untuk VCD karaoke yang bajakan, sudah susah nyarinya. Sekarang VCD karaoke original kayak gini. Ada hologram dan tandanya. Kalau yang bajakan kan ya 4.000 sampai 5.000-an rupiah, yang original ya jadi mahal," kata salah seorang pedagang yang ditemui oleh Kompas.com di kawasan Glodok, Jumat (5/2/2016).

Kedua, sejumlah pedagang juga masih memajang CD musik bajakan di lapak-lapak mereka, meski mereka mengetahui bahwa pada 11 Februari 2016  CD, VCD, dan DVD bajakan tak boleh lagi dijual.

"Udah seminggu mulai masuk VCD original itu dan aturannya nanti yang bajakan enggak boleh dijual lagi. Tapi, harganya bisa lebih mahal. Ini yang MP3 aja per keping saya jual 3.000-an," tutur pedagang lainnya.

"Tapi, kalau yang VCD karaoke yang bajakan, memang sudah susah. Sekarang distribusinya original semua yang untuk VCD karaoke. Enggak tahu deh nanti 11 Februari gimana, soalnya kan yang bajakan udah enggak boleh dijual lagi," sambungnya.

Diakui oleh Sekjen GAPERINDO, Binsar Silalahi, masih banyak pihak yang tetap melakukan pembajakan CD, VCD, dan DVD musik, meski lima pabrik dalam PIMRI sudah melakukan kerja sama untuk memberi royalti kepada para artis musik, pencipta lagu, dan produser melalui kesepakatan mereka.

"Ada sejumlah pengganda yang tidak menggandakan produk-produk itu di pabrik, tapi rumahan. Kami dengar sejumlah distributor bajakan di sini ramai ramai buka toko di Bandung. Mereka menggandakan secara illegal dalam jumlah yang banyak. Ada juga sejumlah pabrik yang juga masih melakukan penggandaan illegal. Itu yang jadi musuh kami bersama," ujarnya.

Namun, ASIRI, GASPERINDO, dan PIMRI mengaku optimistis bahwa dengan kesepakatan mereka itu, CD, VCD, dan DVD musik bajakan akan hilang dari Glodok, meski butuh waktu tak sebentar.

"Ya, yang kami tunggu-tunggu selama 10 tahun lebih akhirnya ya bisa terjadi dengan kesepakatan ini. Pucuk dicinta ulam tiba. Ini boleh dibilang keberhasilan bersama. Ya, tahap demi tahap, enggak bisa langsung berubah 180 derajat. Kami akan godok terus upaya-upaya kami," tutur Rahayu.

"Ini pondasinya, tapi harus ditata dari sekarang," tekan Rusmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com