Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Tangerang "Mencari Rimba" di Jepang

Kompas.com - 29/07/2016, 07:00 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap 5 Juni menjadi inspirasi tambahan untuk drama ini. Pada 2016, peringatan tersebut mengusung tema memerangi perdagangan satwa liar.

Drama akan memakan durasi sekitar 40 menit. Menggunakan naskah besutan Seno Joko Suyono, drama dikemas sederhana tetapi mengena.

"Saya menonjolkan sisi kasih sayang Rimba terhadap hewan hewan yang terluka," kata Isdaryanto.

Teater anak-anak, tegas Isdaryanto, berbeda dengan teater dewasa. "Teater anak-anak harus cepat dimengerti," ujar dia.

Pilihan tokoh berbasis dunia fabel alias dunia satwa yang bisa berbicara bukan tanpa alasan. "Kisah-kisah fabel sudah sangat berakar dalam cerita-cerita tradisional baik di Indonesia maupun di Jepang," ungkap Seno.

Seno menambahkan, kisah dalam sosok hewan setidaknya sudah tercatat dalam sejarah kebudayaan Indonesia sejak abad 8 Masehi. Di antara buktinya adalah pahatan dalam relief-relief candi-candi Buddha dan Hindu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pertunjukan "Mencari Rimba" dibawakan oleh 11 anak-anak dan remaja. Pertunjukan akan tetap dibawakan dalam Bahasa Indonesia tetapi mudah dimengerti.

Topeng menjadi bagian properti drama, imbuh Seno, sebagai wujud pengemasan visual komunikatif. Gerak tari anak melengkapi drama musikal, dengan penata tari adalah Serraimere Bogie Koirewoa.

Bogie akan membantu Isdaryanto agar adegan demi adegan banyak disisipi  gerakan-gerakan tarian yang tepat  agar tidak membosankan.  

Adapun penata musik untuk pementasan ini adalah Andy Ayunir. Lulusan Synthesis and Recording Berkelee College of Music Boston ini sudah bekerja sama dengan banyak penyanyi papan atas, mulai dari Anggun C Sasmi dan Melly Goeslaw sampai Sandy Sondoro dan Sherina.

Tata cahaya ditangani Sonny Soemarsono, dengan video mapping dibuat Omar Jusma, video maker asal Makassar yang kini malang melintang di Eropa.

Pada akhir adegan, Adit mengajak ayah dan para pekerja ayahnya untuk merawat tanaman dan pepohonan. Sebagai sesama makhluk Tuhan, mereka berhak hidup bersama manusia.

Para satwa pun bersama-sama menyanyi, dalam sebuah lagu yang liriknya dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jepang. Berikut ini penggalannya:

Terimakasih pada rimba
Mata hati ku kini s’makin terbuka
Kasih saying tak hanya ‘tuk manusia
Kasih saying ‘tuk s’luruh jagad raya

La la la la la, We’re the children of the world
La la la la la, We’re the future of the world
La la la la la, Never forget who we are
For the sake of living, and all happiness

Bokura wa chikyuu no kodomotachi
Bokura wa chikyuu no mirai
Sore wo bokura wa wasurenai
Shiawase na mirai no tameni

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com