Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berkomunikasi" dengan Tuhan lewat Tarian

Kompas.com - 29/08/2016, 08:37 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

"Siko menggali emosi dalam diri kami. Kebetulan ibu aku sudah meninggal tahun 2008. Jadi dia (Siko) menyangkutpautkan ketuhanan dalam tubuh aku itu dengan cara berkomunikasi dengan Tuhan melewati ibu aku," tutur Dimas.

Selama menari, Dimas mengaku berkali-kali hampir menangis saking terbawa emosi.

"Sebetulnya boleh nangis, tapi takut tidak terkontrol, itu sih yang dia ajarkan, yaitu bagaimana mengontrol emosi," lanjutnya.

Penghayatan penari yang mendalam saat menari di panggung dirasakan pula oleh penonton. Toby Roorimpandey, salah satu penonton, mengakui eksplorasi karakter per individu penari dalam pementasan itu terlihat jelas.

"Memang, tidak mudah (dipahami), tapi mereka (penari) sudah terlihat berani. Tidak semua penari punya karakter individual yang berani," kata Toby.

Dalam tarian, dia bisa melihat berbagai karakter manusia diwakili para penari. Akhir cerita dalam pementasan juga bagi Toby cukup memberikan kejelasan.

"Apa pun yang kita lakukan, kita berusaha untuk hidup, kita tetap akan mati. Ke mana pun kita pergi kita tak akan bisa bersembunyi dari Tuhan," ucap Toby.

Tari rakyat

Dimas pun merasakan energi dari penonton turut mengalir saat menari. Memang, pertunjukkan ini dirancang seperti tari rakyat di Jawa, tak ada jarak berarti antara penonton dan penari.

"Saya berharap ketika kami menari ngadepnya ke penonton. Jadi, mereka juga bisa merasakan saat penari kesakitan, menemukan Tuhannya, atau saat bertanya-tanya tentang Tuhannya," kata Siko.

Panggung pun sebenarnya hanya sebutan saja. Tak ada podium atau lantai lebih tinggi tempat penari berpentas. Tepat di tengah ruangan, lantai hanya di selimuti karpet hitam. Sementara itu, kursi-kursi penonton disusun persis mengelilingi karpet tersebut.

Di salah satu sisi ruangan, pemain musik secara langsung mengiringi tarian. Namun, kebanyakan alat musik yang digunakan terlihat berbeda.

Salah satu pemain musik, misalnya, menggunakan mangkuk kaca bening yang biasa dipakai untuk memelihara ikan kecil. Mangkuk ini diisi air sebagian. Dengung lembut keluar ketika pemain memutar-mutar ujung mangkuk dengan jari.

"Makanya musiknya kan aneh-aneh, saya mau (musik) yang enggak sama, yang lain. Sampai pakai tong kecil dan kaleng," kata Siko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com