JAKARTA, KOMPAS.com -- Critical Eleven termasuk film dengan rentang emosi yang sangat luas. Mulai dari emosi ekstrem bahagia sampai ekstrem sedih mendekati depresi.
Di situlah kesulitan seorang aktor ataupun aktris dalam memerankan tokoh dalam film.
Reza Rahadian dan Adinia Wirasti terbilang sukses merentang emosi yang demikian lebar itu.
Baca juga: Formula Baru ala Reza Rahadian-Adinia Wirasti untuk Critical Eleven
Sampai dengan setengah film, emosi yang dibangun adalah kebahagiaan. Terutama ketika Ale (Reza Rahadian) dan Anya (Adinia Wirasti) menikmati masa-masa bulan madu dan pindah ke Amerika Serikat.
Ketika bertemu dan menikah, kehidupan mereka berubah total.
Anya seorang perempuan pintar, berwawasan luas, cantik, anggun, mandiri, yang bekerja sebagai konsultan sehingga sebagian besar hidupnya habis di jalan, lebih tepatnya di bandara dan pesawat.
Baca juga: Adinia Wirasti, Critical Eleven, dan Kesulitan Berlapis-lapis
Adapun Reza seorang pria mapan, sedikit pemberontak, insinyur perminyakan yang kerjanya juga melanglang buana dari satu tempat pengeboran ke tempat pengeboran lain.
Menikah dengan Anya membuatnya memiliki tempat pulang yang sesungguhnya. Inilah masa-masa bahagia itu yang tersaji indah hingga hampir setengah film.
Drama mulai muncul ketika harapan pengantin muda ini kandas. Muncul kecenderungan menyalahkan diri sekaligus menyalahkan orang lain. Sedih, marah, haru, dingin, hambar tergambar dengan bagus pada sisa film.
Jika hanya mengandalkan dialog, emosi itu tidak begitu terwakili meskipun muncul dialog dengan nada tinggi.
Baca juga: Critical Eleven Bikin Reza Rahadian Terbawa Perasaan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.