Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang Asrini Widjanarko
Kurator seni

Kurator seni, esais isu-isu sosial budaya, aktivis, dan seorang guru. Kontak: asriniwidjanarko@gmail.com

"Dinner Club", Perjamuan Makan Malam Ingatan

Kompas.com - 28/07/2017, 22:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Sementara itu, Chicago dan Lenny menjadi mirip, kala keduanya sepakat untuk memilih karya-karya “privat” khas perempuan yang melekat berabad-abad dengan memilih bentuk dan materi yang “halus”, seperti porselin atau keramik. Yang dalam seni modern dianggap sebagai craft atau applied art.

Dengan runtuhnya batas-batas seni, hari ini kita melihat banyak perupa baik laki-laki dan perempuan mengerjakan seni keramik kontemporer, dengan meniadakan perbedaan gender.

Strategi apropriasi dalam “Dinner Club” segera mengingatkan kita bagaimana cara seniman Emiria Soenassa, bangsawan Tidore dan seniman perempuan di awal sejarah seni modern Indonesia dengan karyanya “Mutiara Bermain (1942-1948)”.

Lukisan tentang dua perempuan telanjang di pantai mengapropriasi “The Birth of Venus (1480)”, membangun makna dan arti baru dari milik Sandro Botticelli, seniman dari Florentina-Itali tersohor sekitar 5 abad sebelum Emiria lahir. Karya Emiria dengan “Mutiara Bermain”berupaya menggugah nasib perempuan-perempuan di masa Jepang tersebut.

Sementara itu, bentuk meja makan kayu dan pemilihan lambang gender serta wujud piring adalah kesengajaan Lenny untuk menghindari stereotype meja makan biasa. Ia memunculkan tempat cuci tangan (kobokan-Jawa) dalam tata cara dinner manner khas Timur, yang dikombinasi dengan tata cara makan memakai tangan langsung (tanpa sendok dan garpu).

Dalam waktu sama, gaya makan tetap mengadopsi piring model Barat. Di sana disertakan simbol-simbol, seperti Malahayati contohnya, dengan wujud relief lunak di piring dengan gambar kapal perang Aceh.

Lenny harus menguras energinya dengan membaca dan menyisir data-data, misalnya bagaimana menggambarkan Siti Khadijah. Lenny memilih simbol “ranjang tidur” tempat Khadijah meneruskan anak-anak sang Nabi.

Yang lainnya, seperti lambang tanaman Padi pada Dewi Sri, legenda puteri kesuburan dalam kepercayaan Hindu. Setiap piring tokoh disematkan pula di sisinya handkerchief, kain pembersih mulut dan tangan dengan nama-nama atau karakter khas si empunya piring yang merujuk tokoh tersebut.

Dinner Club yang bermateri kayu, resin, air dry clay ini bisa ditafsirkan bagaimana secara personal Lenny mengalami keterbelahan identitas yang kemudian meluas dengan empatinya pada perempuan-perempuan lain. Ia bersuami seorang Jerman dan sempat berdomisili di kontinen Eropa, seperti Jerman dan Inggeris.

Karena kebimbangan identitas personalnya, ia berhasrat mempertemukan tokoh-tokoh yang diundang dalam jamuan makan malam tersebut dari teritori yang dikatakan “Barat” dan “Timur” sekaligus.

Bagaimanapun, dalam waktu sama, ia telah menguak ingatan-ingatan kolektif, arketipe pada banyak perempuan-perempuan lain di Indonesia. Sebagian dari mereka, masih terus memperjuangkan hak-haknya sebagai perempuan, di saat kita bersama menyongsong hari Kemerdekaan ke-72 negeri ini. Nasib mereka masih saja terkatung-katung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com