Pementasan tari berikutnya disajikan oleh Sanggar Seni Saba Sari. Dua penari dengan iringan musik gamelan Bali memeragakan tari Legong Kraton Raja China.
Satu penari menggambarkan sosok putri China bernama Kang Cin Hui, penari lainnya memerankan karakter suaminya, Raja Jaya Pangus. Tangan, kaki, dan kepala mereka bergerak seirama.
Dikisahkan Raja Jaya Pangus bertapa di Gunung Batur untuk meminta keturunan. Namun terpincut oleh Dewi Danu. Hal itu kemudian menimbulkan perdebatan antara Kang Cin Hui dengan Dewi Danu.
Hingga sang dewi murka dan memusnahkan Jaya Pangus dan Kang Cin Hui. Namun, mereka kemudian dihidupkan kembali karena permintaan masyarakat Balingkan. Ketiga penari itu menampilkan gerak tari yang sangat luwes dan seirama.
Kemudian, ada penari dari China bernama Sun Yijun yang menampilkan tari Shifan, sebuah tanda protes sosial atau protes halus terhadap tradisi Tiongkok. Sun Yijun tampil dibalut pakaian tradisional Negeri Tirai Bambu, menari sambil bernyanyi.
[Baca juga : Kulfest 2017, Panggung Terakhir Jogja Hip Hop Foundation Tahun Ini ]
Selain sejumlah tarian itu, ada pula penari Pooja Bhatnagar dari India, serta penampilan dari Sanggar GER.
Kulon Progo Festival berlangsung tiga hari, yakni dari 24 hingga 26 November 2017.
Selain pertunjukan budaya, Kulfest 2017 juga menghadirkan beberapa musisi favorit Indonesia, ada Sheila On 7, Andien, Dewa Budjana feat Tri Utami, Endank Soekamti, Payung Teduh, hingga Gugun Blues Shelter.
[Baca juga : Ardhanareshvara, Sajian Pembuka dari Didik Nini Thowok di Kulfest 2017 ]