KULON PROGO, KOMPAS.com — Bukan cuma maestro tari yang hadir dalam Kulon Progo Festival atau Kulfest 2017 yang berlokasi di Bendung Khayangan, DI Yogyakarta, pada 24-26 November 2017.
Ada Sagio, seniman penyungging wayang kulit sejak 1974, dan ahli waris kreasi topeng tari, Pono Wiguna atau Ki Supo.
Pada hari kedua Kulfest 2017, Sabtu (25/11/2017), Kompas.com berkesempatan menikmati keseruan belajar membuat wayang kulit serta topeng bersama dua maestro itu.
"Kita pakai kertas bekas ya. Ini disobek pakai tangan karena kalau pakai gunting ada ketebalan yang nanti bikin (tempelannya) tidak rata," ucap Ki Supo sambil menyobek-nyobek kertas pembungkus semen.
"Hari ini kita akan membuat topeng, cerita Ramayana. Tokoh-tokoh binatang dan tokoh-tokoh raksasa," ujarnya lagi.
Ki Supo mulai melapisi cetakan topeng dengan potongan-potongan kertas tadi. Ia mengarahkan cara mengelem kertas yang benar, jangan sampai permukaan cetakan terkena lem.
Sambil memperagakan, ia menjelaskan bahwa bila permukaan cetakan sudah tertutup seluruhnya, tinggal menebalkan lapisan menggunakan teknik sekali tempel atau lima lapis.
"Sampai ketebalannya minimal 15-17 lapis. Setelah itu langsung dilepas dari cetakannya," ujarnya.
Ki Supo menambahkan, perlu digunakan kawat melingkar pada bagian dalam topeng. Selain itu, ia juga menunjukkan cara membuat lubang topeng untuk mata dan mulut.
"(Kawat) biar fleksibel kalau dipakai oleh orang. Jika mukanya berukuran besar, bisa dikecilin, sebaliknya juga begitu," katanya.
"Setelah itu buat karakternya dengan serbuk gergaji. Itu disaring supaya lembut, yang lembutnya dicampur lem. Terus di tutup kertas lagi setelah itu finishing dengan mewarnainya," sambung Ki Supo.
Sementara di samping kiri Ki Supo ada Sagio yang juga sibuk memberi pengarahan kepada beberapa orang peserta lokakarya.
Ia mengeluarkan tiga tokoh wayang kulit berukuran kecil yang sudah memiliki pola, besi-besi kecil, dan palu sebagai alat pahat.
Wayang itu terbuat dari kulit kerbau yang sudah diawetkan dan telah melalui proses pemutihan dengan bahan alami. Sagio menjelaskan, awalnya disiapkan gambar terlebih dulu membuat pola pada kulit dengan cara dipahat.