Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tisna Sanjaya Bikin "Sketsa Akhir dan Awal Tahun" Selama 24 Jam

Kompas.com - 01/01/2018, 01:35 WIB
Agie Permadi

Penulis

“Nah, yang ini 2018 ke depan, harapan. Yang masa lalu ini sebagai pertemuan yang banyak saya temukan dari gagasan warga atau publik yang menyumbang masa depan, dan ini merupakan pertemuan dari publik. Untuk selanjutnya saya ekspresikan dengan masa depan, setelah berdialog dengan etnik latar belakang, agama, pendidikan, yang berbeda dan memberikan gambaran masa depan,” tambahnya.

Wajah-wajah dari berbagai latar belakang dilukis dalam satu kanvas yang sama.

"Ini wajah kita, potret diri wajah kita," imbuhya.

Campuran bahan-bahan dasar alam itu menciptakan warna hitam. Namun, menurut Tisna, gambaran hitam dengan goresan wajah itu bukan menunjukkan kegelapan, melainkan pekat alam tentang bangsa ini.

"Pekat bangsa kita itu punya tanah, alam yang subur. Nah, ini dieksplorasi, dikelola dengan baik untuk masa depannya. Jadi, kita tak hanya tergantung pada alam tapi kreativitas kita ke depannya. Alam mungkin akan habis, tapi manusia berpikir, berhubungan, silaturahim menciptakan sesuatu bersama dengan baik. Harapannya negeri ini damai, menata diri tak bergantung pada luar, tapi kita sendiri yang harus kelola," katanya pula.

Lukisan tersebut dibikin oleh Tisna dalam waktu 24 Jam. Apabila Tisna mulai melukis pada 31 Desember 2017 pukul 10.00 WIB, pada 1 Januari 2018 pukul 10.00 WIB lukisan tersebut selesai.

"Saya (bikin) sendiri, karena energi ini bukan dari kita, tapi dari masyrakat juga,” jelasnya.

Menurut Tisna Sanjaya, memang ada perbedaan antara membuat lukisan secara personal di ruang sendiri, dengan melukis di ruang publik.

"Ini saya kerjakan secara personal, tapi ketika saya masuk ke ruang publik, ya bareng-bareng. Ternyata, banyak sekali yang mau bantu, ini adalah gambaran dari Indonesia," ujarnya.

Dijelaskan oleh Tisna Sanjaya, lukisan itu secara simbolik dikerjakan pada waktu duha atau pagi jelang siang, karena waktu tersebut merupakan waktu yang inspiratif.

“Waktu duha, waktu yang inspiratif, penuh dengan energi, bagus buat bangsa ini bekerja. Begitu pun dengan sore, ini siklus yang bagus untuk bekerja, berekspolrasi dan berkreativitas,” katanya.

Bagi Tisna, pergantian tahun bukan sekadar acara, Tahun baru merupakan penanda waktu, ketika kemarin, hari ini, dan besok berjarak sangat dekat. Oleh karena itu, pergantian tahun harus dimaknai dengan sepenuh jiwa.

Melukis dengan bahan-bahan tanah, air, rempah-rempah, debu arang, lumpur sawah, air sungai, limbah organik, dan lainnya merupakan salah satu cara Tisna merekam pergantian tahun itu diatas dua buah kanvas 3x4 tersebut.

Riuh sorak sorai, suara terompet, ledakan dan cahaya kembang api yang bersahutan akan menjadi latar paduan harmoni bagi Tisna untuk melukis.

Baginya, melukis 24 jam merupakan orasi budaya secara visual. Siapa pun bisa ikut menaburkan, berkontemplasi bersama, sekadar minum kopi, atau bahkan berswafoto.

“Itu ada makanan disediakan dari alam kita juga, silakan bisa dinikmati, kok,” kata tisna mempersilakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com