Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eza Gionino Tersandung Restu Ibu

Kompas.com - 12/07/2018, 11:20 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, nama artis peran Eza Gionino menjadi buah bibir. Pernikahannya dengan sang kekasih Meiza Aulia atau Eca tiba-tiba ditunda.

Padahal mereka seharusnya melangsungkan akad nikah pada 6 Juli 2018 lalu.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Cileungsi, Bogor, Hidayat Taufik, mengatakan pihaknya menerima surat pendaftaran menikah Eza dan Eca pada Senin (2/7/2018) dari seorang petugas kelurahan, tempat Eca tinggal.

Namun, rencana itu kemudian diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Sehingga KUA Cileungsi mengeluarkan surat dispensasi pelaksanaan pernikahan.

Tak dapat restu ibu

Dalam konferensi pers di Cwie Mie Malang, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/7/2018), Eza pun mengungkap alasan di balik penundaan pernikahannya. Ia mengaku belum mendapatkan restu dari ibunya, Ruch Gaya.

Ketika ia meminta izin untuk menikah, ibundanya marah. Padahal menurut Eza, sudah dua tahun terakhir ia terus berusaha mendekatkan sang ibu dengan calon istrinya.

"Seharusnya tanggal 6 Juli kemarin (menikah), tapi akhirnya mundur karena banyak hal. Satu, kondisi dari keluarga Eca ada yang sakit. Terus, Mama juga seperti ini," ucap Eza.

"Saat terakhir kali saya bilang 'Ma, Eza mau nikah sama Eca', mama langsung marah. Saya berusaha untuk mengerti. Karena saking sayangnya saya sama mama saya dua tahun saya berjuang untuk menyatukan Mama dan Eca. Dua tahun bukan waktu sebentar," imbuhnya.

Eza menambahkan, bukannya ia tak mau mendengarkan keinginan ibunya. Namun, sebagai pria berusia 28 tahu ia merasa sudah waktunya untuk membangun keluarga sendiri. Menikah dan memiliki anak dengan perempuan pilihannya.

"Saya harus punya anak yang nantinya juga cucu untuk mama saya. Cuma karena di sini permasalahannya mama kurang setuju dengan calon pasangan saya," tambahnya.

Baca juga: Fakta di Balik Rencana Pernikahan Eza Gionino yang Tak Direstui Ibu

Dijodohkan

Penyebab utama ibunda Eza tak kunjung memberi restunya karena ia ingin menjodohkan Eza dengan perempuan pilihannya. Hal itu diungkapkan oleh guru spiritual Eza, Habib Al Kaf.

"Memang Mama kepengin menjodohkan Eza sama wanita pilihannya mama. Cuma ini bukan zaman Siti Nurbaya ya," ujar Habib Al Kaf dalam konferensi pers itu juga.

"Alhamdulillah Eza udah punya pilihan sendiri, calon sendiri dengan kondisi yang putus nyambung sampai akhirnya memutuskan menikah. Tetap enggak akan lepas Eza minta doa restu ke mamanya," sambungnya.

Eza menolak mengungkap hal itu secara gamblang, tetapi ia menegaskan bahwa sebagai pria dewasa seharusnya ia berhak menentukan masa depannya sendiri, termasuk soal jodoh.

"Saya sudah 28 tahun, saya berhak untuk memilih pilihan saya sendiri. Kakak-kakak saya sudah menikah, sudah waktunya saya untuk menikah," ujar Eza.

Ia memastikan bahwa calon istrinya tak seperti yang dipikirkan sang ibu. Eza sudah sangat yakin bahwa Eca adalah jodohnya.

"Di saat saya berani mengambil keputusan saya akan menikah dengan dia itu artinya saya sudah menilai dia sudah layak untuk menjadi ibu dari anak-anak saya nantinya," katanya.

"Selama dua tahun saya sudah berusaha menjelaskan ke Mama, 'Saya ingin menikah dengan pilihan saya sendiri', Karena yang menjalani kan saya. Mama mungkin akan mendengar selentingan dari sana, selentingan dari sini, bahwa pasangan saya begini," kata Eza lagi.

Ia juga membantah tudingan ibunya bahwa Eca selama ini memonopoli hidupnya. Eza berharap sang ibu tak terpengaruh kabar-kabar burung tentang calon istrinya itu.

"Kalau misalnya Mama merasa seperti itu, coba tolong lihat kami dulu. Lihat dulu pembuktian kita seperti apa. Kalau misalnya memang iya Eca memonopoli dan mengatur hidup saya, pasti saya tinggalin," ujar Eza.

Sebagai pria dewasa dan berakal sehat, ia mengaku tak mungkin membiarkan orang mengontrolnya seperti robot. Apalagi oleh perempuan yang ia pilih untuk menjadi istri.

"Buat apa saya hidup sama perempuan yang mengarahkan hidup saya jadi tidak benar. Kenapa saya pertahanin (Eca)? Karena saya yakin hidup saya akan maju dengan Eca dan ibu saya," kata Eza.

Eza yakin pemikiran seperti itu sebenarnya tak datang langsung dari ibunya. Ia curiga ada pihak-pihak yang berusaha mempengaruhi pendapat sang ibu soal perempuan pilihan Eza.

"Ini semua bukan kata-kata ibu saya. Saya yakin di belakang ada orang, tapi saya enggak tahu siapa. Saya berharap saya enggak pernah tahu orang itu siapa. Saya enggak mau tahu orang itu," ujar Eza dengan nada tegas.

Pergi dari rumah

Konflik antara Eza dan ibunya pun melebar hingga Eza memilih pergi dari rumah. Ia meninggalkan sang ibunda sudah sekitar sebulan lebih atau hampir dua bulan.

Eza mengatakan, bukannya ingin menelantarkan perempuam yang melahirkannya itu. Alasannya hanya karena ingin memberi waktu kepada sang ibu untuk menenangkan diri. Ia tak mau pembicaraan mereka diwarnai amarah.

"Saya pergi dari rumah itu niatan saya adalah untuk memberi ruang ke ibu saya untuk berpikir. Saya enggak mau kalau mama terus-tersan emosi, malah nanti enggak masuk ngobrolnya, percuma," imbuhnya.

Eza juga menjaga jarak untuk menghindari emosinya ikut meluap karena permasalahn tersebut. Ia tak mau terkesan melawan orangtuanya sendiri hanya untuk mendapat restu menikah dengan kekasihnya Eca.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau