"Orang emang ngarepin banget karena permintaan masyarakat ada kelanjutan Si Doel. Dulu Si Doel kapan dibikin. Sekarang ditunggu kapan tayangnya," ujar Mandra.
"Ada malah ada yang ngomong 'kalau Si Soel the Movie enggak ada adegan Atun kejepit tanjidor enggak mau nonton ah'. Gitu. Tapi masa setua ini main tanjidor he he he," timpalnya.
"Banyak permintaan macam-macam. Ada yang disuruh narik oplet lagilah, apalah. Sekarang kami bilang rutenya udah enggak ada. Masa gue narik oplet di Belanda," kata Mandra menambahkan dengan gaya bicara khasnya yang mengundang gelak tawa.
Memang, penonton masih akan melihat karakter Doel yang minim bicara dan tak tegas dalam film ini. Sarah juga tetap menjadi perempuan modern, berpendidikan tinggi, baik hati, dan dominan.
Zaenab pun tak berubah, perempuan yang polos, lembut, melankolis tanpa obsesi yang tinggi. Begitu pula dengan Mandra dan Atun, bahkan hampir terlihat tak ada bedanya dengan sinetron Si Doel.
Rasa nostalgia semakin terasa karena kemampuan masing-masing pemeran menjaga karakter mereka tetap sama seperti dulu, meski sudah belasan tahun berlalu.
Formula cinta segitiga Doel-Sarah-Zaenab masih menjadi suguhan utama dalam film ini, diselingi tingkah kocak Mandra dan Atun. Lalu, sudah tuntaskah kegalauan Doel? Tidak. Penonton masih akan diajak bernostalgia dalam dua film selanjutnya.