Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lanjut Mengenang Komponis Wayan Beratha di Bentara Budaya Bali

Kompas.com - 21/07/2019, 13:42 WIB
Ati Kamil

Penulis

GIANYAR, KOMPAS.com -- Pertunjukan Komponis Kini 2019 #2: A Tribute to Wayan Beratha atau A New Music for Gamelan: A Tribute to Wayan Beratha telah digelar pada 22 Juni 2019 di Bentara Budaya Bali.

Pada Minggu ini (21/7/2019) mulai pukul 19.00 WITA, Bentara Budaya Bali akan mengadakan pementasan Komponis Kini 2019 #3: A Tribute to Wayan Beratha.

Kalau sebulan lalu yang tampil adalah I Putu Adi Septa Suweca Putra dan Priya Kumara Janardhana, kali ini akan hadir I Gede Yogi Sukawiadnyana dari Jembrana dan Ni Nyoman Srayamurtikanti dari Gianyar.

Kedua komposer tersebut sama-sama telah menekuni gamelan sejak remaja, menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan  mengikuti program ASEAN Mobility for Student (AIMS) ke University of Malaya (Malaysia).

Namun, kesamaan pengalaman itu tidak menghasilkan karya yang serupa.

Masing-masing justru mengedepankan ragam komposisi yang otentik, berciri pribadi, sekaligus bercita rasa kontemporer sebagai paduan atau komposisi bunyi yang bersifat universal.

Baca juga: Menghormati Seniman Gamelan Wayan Beratha di Bentara Budaya Bali

Sebagaimana dua komposer dalam pertunjukan terdahulu, I Gede Yogi Sukawiadnyana dan Ni Nyoman Srayamurtikanti akan menyajikan komposisi terkini mereka.

Masing-masing akan berangkat dari respons kreatif atas karya-karya klasik maestro Beratha, yang bernama lengkap I Wayan Beratha.

Pementasan tersebut akan diperkaya dengan pemutaran video proses penciptaan I Gede Yogi Sukawiadnyana dan Ni Nyoman Srayamurtikanti serta dialog dengan mereka sebagai bentuk pertanggungjawaban penciptaan.

A Tribute to Wayan Beratha merupakan penghargaan dan penghormatan mendalam bagi maestro gamelan I Wayan Beratha, yang karya-karyanya terbilang berumur panjang.

I Wayan Beratha
Beratha, yang lahir pada 14 Februari 1926 di Banjar Belaluan, Kota Denpasar, meninggal dunia pada 10 Mei 2014 di Kota Denpasar.

Ia tumbuh di tengah keluarga seni musik Bali.

Kakeknya, I Ketut Keneng (1841-1926), merupakan seniman karawitan dan pagambuhan yang ternama pada zamannya.

Ayahnya, I Made Regong, membinanya sejak kecil dalam memainkan gamelan Bali.

Baca juga: Territorium, Pertunjukan Lintas Bangsa dan Bidang Seni di Bentara Budaya Bali

Di luar keluarganya, Beratha juga menimba ilmu dari sejumlah tokoh seni Bali. Dari Ida Bagus Boda dari Kaliungu, ia belajar karawitan dan tari palegongan. Dari I Nyoman Kaler, ia mendalami tari klasik dan gong kebyar. Dari I Made Grebeg, ia belajar tari jauk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com