Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didi Kempot dan 5 Fakta Menarik Tentang Lagu-lagunya

Kompas.com - 05/08/2019, 10:30 WIB
Andika Aditia,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Lagu-lagu patah hati milik Didi ternyata tak lahir begitu saja. Lagu tersebut dibuat setelah Didi termotivasi usai menggubah lagu "Cidro" pada tahun 1989 di album pertamanya.

Lagu Cidro berawal dari pengalaman Didi yang harus ditinggal kekasih karena hubungan mereka tak direstui orangtua sang kekasih.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Didi Kempot, The Godfather of Brokenheart

"Yang Cidro saya pengalaman pribadi karena itu kan bikinnya pas masih di jalanan juga, kalau naksir orang profesi apapun boleh ternyata pasangan mau tapi keluarganya kurang bisa menerima kehadiran saya sebagai pengamen," kenang Didi.

4. Lebih mudah ciptakan lagu patah hati ketimbang humor

Selain lagu patah hati, Didi Kempot juga kerap menggubah lagu-lagu bernuansa humor, misalnya "Cintaku Sekonyong Koder", "Cucak Rowo", "Wen-Cen-Yu", dan "Yang Penting Hepi".

Namun, pria yang dijuluki "The Godfather of Broken Heart" ini mengaku bahwa lebih sulit membuat lagu-lagu bernuansa humor ketimbang lagu patah hati menyayat hati.

Baca juga: Ketika Orang Korea Fasih Nyanyikan Lagu Didi Kempot

"Lagu guyon yang kayak 'Cintaku Sekonyong-konyong Koder' malah agak lama (dibuat). Lagu becandaan itu enggak mudah buatnya karena sudah biasa bikin lagu patah hati tapi ada berapa lagu saya yang guyon kayak lagu 'Kuncung' itu cepat booming juga dan sempat dinyanyikan oleh almarhum Mas Basuki pelawak Srimulat dulu," tutur Didi.

Didi Kempot saat tampil di wedangan gulo klopo Kota SoloKOMPAS.com/RACHMAWATI Didi Kempot saat tampil di wedangan gulo klopo Kota Solo

5. Konsisten bahasa Jawa

Ke depan, Didi mengaku akan tetap konsisten menciptakan lagu dalam bahasa Jawa.

"Kayaknya (bikin lagu) di (bahasa) Jawa saja, karena Tuhan kasih saya (popularitas) di lagu Jawa," ucapnya.

Didi juga akan tetap melestarikan bahasa Jawa lewat lirik-lirik lagunya.

Baca juga: Didi Kempot Ingin Berduet dengan Tulus

Meski memberikan adaptasi dengan kondisi saat ini, Didi tetap menyelipkan beberapa idiom Jawa kuno.

"Iya beberapa lagu itu masih (gunakan istilah kuno), kita tetap ya ada piantun sepuh yo.. Karena kita tetap menghormati itu ya," imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Lord Didi Gunakan Kempot untuk Namanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau