Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review: Bumi Manusia, Pembuktian Iqbaal Ramadhan dan Hanung Bramantyo

Kompas.com - 15/08/2019, 13:56 WIB
Tri Susanto Setiawan,
Kistyarini

Tim Redaksi

Latar kehidupan orang Jawa di zaman kolonial antara lain, rumah, transportasi, budaya, nama lokasi, hingga diksi, sangat diperhatikan oleh Hanung.

Tak seluruhnya dengan properti sungguhan. Misalnya, gambaran kawasan Wonokromo, Surabaya, pada zaman kolonial Hindia Belanda.

Hanung membangun kawasan legendaris itu menggunakan teknologi CGI (Computer-Generated Imagery). Hasilnya pun tergolong rapi.

Lewat Bumi Manusia, Hanung seolah-olah menyeret penonton untuk masuk ke lorong waktu di zaman kolonial Hindia Belanda.

Baca juga: Jalan Panjang Film Bumi Manusia, 20 Tahun Lalu Pramoedya Ananta Toer Tolak Hanung Bramantyo

Kesempurnaan cerita, karakter, dan sinematografi semakin ciamik dengan scoring musik yang tepat dalam beberapa adegan. Misalnya seperti rasa haru, sedih, kesal, dan marah yang ditata sedemikian sempurna.

Singkatnya, Bumi Manusia adalah film yang mesti ditonton dan patut dirayakan oleh para pencinta novel Bumi Manusia dan penikmat film.

Film keluaran rumah produksi Falcon Pictures tersebut tayang di bioskop Tanah Air pada 15 Agustus 2019.

Baca juga: Hanung Bramantyo: Bumi Manusia adalah Puncak Karier Saya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau