Karya ini kemudian ia andaikan sebagai kota-kota di sepenjuru bumi terus saja berdetak apapun yang akan terjadi dengan ada atau tidak adanya wabah.
“Tentang karya Asian-American Thanksgiving Dinner (2020) adalah upaya saya bereksperimen dengan media baru dalam keniscayaan dunia siber yang tak hanya sebagai instrumen atau alat penyampai pesan tapi juga penyebaran konten kritis kemungkinan-kemungkinan daya cipta visual baru saat ini,” katanya.
“Karya itu secara substantif temanya begitu kaya jika ditafsir, mungkin tak hanya menyoal isu identitas tapi juga relasi rumit kondisi politik hari ini pascakemenangan Joe Biden di AS. Sebab, bagaimanapun secara psiko-geografik yang lebih luas, Amerika pasti secara ekonomi-politik dan budaya masih sangat diperhitungkan di kawasan Asia-Pasifik,” Imbuh Entang.
Promising Land Chapter 2 yang menjadi tajuk Bincang dan Presentasi Virtual Entang Wiharso ini kemudian segera menjadi gambaran kondisi terakhir planet yang kita diami. Sebuah impian akan Tanah yang Menjanjikan, lokasi yang ingin diraih untuk sebuah harapan.
Seni di tangan Entang atau seniman-seniman menjadi lahan perenungan tiada akhir bahwa seperti kata Donald Judd—pelopor gerakan minimalis dari Amerika Serikat—yang dicatat dalam tulisan-tulisannya dan memberi inspirasi Entang Wiharso, bahwa seni sudah selayaknya menampilkan persoalan-persoalan riil yang dihidupi bersama oleh seluruh umat manusia di bumi. (Bambang Asrini Widjanarko)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.