Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Leila S Chudori
Penulis & Wartawan

Penulis, Wartawan, Host Podcast "Coming Home with Leila Chudori"

Berbincang tentang Romo Mangun dengan Joko Pinurbo

Kompas.com - 16/12/2020, 06:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Romo Mangun juga melahirkan novel seperti Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa; Trilogi "Roro Mendut"; novel Durga/Umayi dan esai-esainya tersebar di berbagai media dikumpulkan dalam buku, salah satunya adalah "Sastra dan Religiositas".

Di dalam podcast "Coming Home with Leila Chudori" episode pembuka musim tayang 5 ini, penyair Joko Pinurbo menceritakan bagaimana bersama Th Kushardini berupaya mengumpulkan, menyeleksi dan menyunting kedua karya Romo Mangun yakni novel Pohon-pohon Sesawi dan kumpulan cerpen "Rumah Bambu" yang kemudian diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

Salah satu tantangan Joko Pinurbo yang mempunyai gaya penulisan yang khas sendiri tentu saja adalah karena perbedaan gaya.

"Romo Mangun, seperti juga para penulis di jamannya gemar menulis dengan kalimat panjang-panjang," demikian ujar Joko Pinurbo dalam acara podcast ini.

"Jika ada beberapa kalimat yang terlalu panjang, saya memotongnya menjadi dua kalimat agar lebih rapi. Tetapi gaya serta diksi Romo Mangun yang jenaka harus tetap dipelihara."

Salah satu cerita pendeknya di dalam kumpulan cerpen "Rumah Bambu" berjudul "Tak Ada Jalan Lain" adalah cerpen yang menyentuh sekaligus jenaka.

Cerpen ini mewakili sikapnya yang sangat membela rakyat marjinal, sangat inklusif, bukan hanya soal ras, etnik dan agama saja, tetapi juga moral.

Dalam ceritanya, ada tokoh Baridin yang mencari uang dengan menyanyi dan joget dengan mengenakan baju perempuan.

Ada pula Ruyem, pelacur yang dengan penuh wibawa dan harkat melarang Baridin untuk rendah diri dan jangan pernah "menganggap diri tak punya apa-apa."

Lucu, cerkas sekaligus kontemplatif, cerpen-cerpen Romo Mangun ini sangat menunjukkan kepribadian penulisnya yang kritis kepada mereka yang selalu bersikap menghakimi pada pekerja seks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com