Iñárritu menulis sendiri cerita Birdman yang berkisah tentang perjuangan seorang pria bernama Riggan Thomson, aktor terkenal di sekuel film superhero Birdman. Thomson memiliki kemampuan lebih. Ia memiliki kekuatan telekinesis (menggerakkan benda tanpa menyentuh).
Setelah Birdman, karier Thomson di film runtuh. Ia mencoba bangkit lagi dengan menjadi penulis dan sutradara sekaligus membintangi pertunjukan drama di panggung Broadway. Di sinilah Iñárritu mulai bertutur melalui gambar.
Dengan satu kamera yang terus-menerus mengikuti pergerakan Michael Keaton (pemeran Thomson), Iñárritu menggambarkan bagaimana mantan bintang idola ini berjuang mati-matian menghidupkan drama berjudul What We Talk about When We Talk about Love. Thomson tidak hanya pusing mencari aktor panggung berkualitas, namun juga harus memikirkan urusan biaya pentas.
Thomson adalah sosok penuh ambisi yang juga mudah frustrasi. Hubungan dengan anak perempuannya, Sam Thomson (Emma Stone), pun tidak berjalan baik. Sam yang pernah masuk rehabilitasi narkoba berusaha mencari perhatian ayahnya, namun diabaikan karena Thomson susah mengurusi dirinya sendiri.
Dengan kamera tunggal, Lubezki mengajak penonton untuk memasuki lorong-lorong dan ruangan sempit di balik panggung Broadway.
Sepanjang pengambilan gambar, Lubezki memanggul kamera dan berpindah dengan cepat dari satu tokoh ke tokoh lain ketika mereka berdialog.
"Jadi, sebenarnya yang menjadi sutradara ini Lubezki. Saya tidak tahu apa yang dikerjakan Iñárritu," ucap Keaton berkelakar saat menerima penghargaan Golden Globe untuk aktor terbaik, seperti dikutip The Telegraph.
Film Birdman terpilih sebagai film terbaik di Golden Globe dan Academy Awards 2015 meski Keaton gagal mendapat Oscar.
Birdman dikemas Iñárritu sebagai film drama komedi gelap. Gelap karena lebih banyak menyoroti sisi psikologis Thomson yang kompleks. Thomson adalah sosok yang selalu tegang, sering mendengar suara-suara misterius dari tokoh Birdman yang pernah diperankannya. Ia juga jarang tersenyum dan temperamental.
Ketika salah satu pemainnya dianggap kurang bagus saat latihan dialog, misalnya, Thomson diam-diam menjatuhkan lampu panggung di atas kepala pemainnya dengan kekuatan telekinesis.
Thomson pun mengamuk frustrasi karena Mike (Edward Norton), aktor yang ia kontrak untuk naik pentas, bertindak semau sendiri dengan alasan demi profesionalitas berakting.
Konsep menggarap Birdman dengan satu kamera digagas Iñárritu sendiri. Ia punya alasan filosofis tentang hal ini.
"Kita ini, kan, menjalani hidup sehari-hari tanpa diedit," ujarnya. Maka, ia mengajak penonton menyelami sang tokoh protagonis, Thomson, menjalani realitas hidupnya.
Dengan gaya ini, Thomson disorot ketika sedang memasuki lorong-lorong panggung Broadway, bersembunyi di kamar kerjanya yang sempit, atau masuk ke toilet dengan bayangan ilusi Birdman.
Thomson tidak hanya di-shooting tampak muka seperti sedang foto selfie, tetapi juga di bagian punggung. Thomson juga sering ditampilkan bermonolog di depan sorotan kamera Lubezki. Inilah gaya tak lazim Iñárritu yang justru membuahkan banyak penghargaan. (Lusiana Indriasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.