Cantiknya pantai itu "memaksa" iring-iringan rombongan dari Jakarta yang hendak menuju lokasi untuk berhenti menikmati pantai.
"Flores itu ngangenin. Aku teringat terus," kata Syaharani, yang tampil dalam festival tersebut.
Keindahan berikutnya menyambut di lokasi pergelaran. Dari tempat parkir kendaraan, pengunjung diajak menyibak hutan bakau melewati titian setapak yang terbuat dari bambu.
Perjalanan sepanjang 350 meter ini memberi sensasi segar hijau dari tebalnya hutan bakau. Hutan seluas 50 hektar ini dirintis penanamannya oleh Baba Akong setelah peristiwa Tsunami tahun 1992.
Di kawasan sekitar hutan bakau yang melindungi pantai di Desa Magepanda, Kabupaten Sikka, itulah digelar Maumere Jazz Fiesta pada Oktober 2016 lalu.
Di sana tampil Andre Hehanussa, Ivan Nestorman, Syaharani, Trie Utami, Ras Muhamad, Barry Likumahuwa, Djaduk Ferianto, serta seniman Maumere Emil & Orkestra Satu Sikka dan Big One.
Kita beralih ke kawasan sekitar Gunung Bromo, tempat Jazz Gunung digelar untuk ke delapan kalinya.
Pada acara yang digagas Sigit Pramono, Djaduk Ferianto, dan Butet Kertaradjasa ini, pengunjung tak sekadar diajak mendengarkan musik, tapi juga menikmati kawasan sekitar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.
Mereka tidak saja dapat menikmati matahari terbit, tapi juga berjalan-jalan ke lahan edelweis di pagi hari atau menatap bintang di langit malam.
Djaduk Ferianto dengan Ring of Fire Project yang menyuguhkan musik ramuan etnis dan jazz menjadi penampil tetap. Deretan musisi pernah hadir di sana, seperti Syaharani dan Tohpati.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.