Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cameo Project Lawan Hoaks dan Isu SARA lewat Kreativitas

Kompas.com - 15/10/2018, 16:38 WIB
Ati Kamil

Editor

"Kami selalu mencoba untuk membuat konten seringan mungkin dan se-fun mungkin, supaya orang yang nonton lebih enggak tersinggung tapi lebih bisa ketawa," ucapnya.

"Karena, sesuatu yang lucu, ada dua (hasilnya). Kalau yang udah garis keras banget, hater, ya langsung tersinggung. Tapi, kalau yang enggak (bukan garis keras), bisa ketawa dan berpikir, 'Oh iya ya, kalau kita berpikir dari sebelah sini, bisa berbeda dan outputnya positif'," lanjutnya.

Baca juga: Lawan Hoax, Vidi Aldiano Ajak Anak Muda Bijak Bermedia Sosial

Empat tahun setelah dibentuk, usaha Cameo Project membuahkan hasil.

Pada 2016, mereka diganjar penghargaan #CreatorsForChange dari Youtube, yang diberikan kepada pembuat konten yang mendorong perubahan sosial.

Dari situ, Cameo Project bertemu dengan Maarif Institute, organisasi yang menyuarakan toleransi. Keduanya berkolaborasi melatih 2.000 siswa sekolah melawan ekstremisme online.

Sampai saat ini, Cameo Project sudah membuahkan 400 lebih video dan menarik setengah juta subscriber.

Mereka mengatakan akan terus menyuarakan isu sosial.

Baca juga: Dituding Menghina Panglima TNI, Nikita Mirzani Merasa Jadi Korban Hoax

Namun, bagaimana tips dari Camero Project ketika kita melihat isu SARA dan hoaks di dunia maya?

Pertama: kata Martin, perluas wawasan dan jangan mau diperalat.

"Intinya, kalau kasarnya itu, jangan goblok lah. Jangan goblok dan jangan mau digoblokin sama orang yang lebih pinter. Dia yang pinter, kepentingannya buat dia. Dia yang menghasut," ujarnya, yang disetujui oleh Andri.

Baca juga: Pernah Jadi Korban, Tony Q Bikin Lagu Awas Hoax

Kedua: kata Andri, ingat kontrol diri. Kalau melihat unggahan kontroversial, tarik napas dulu.

"Kalau saran, mendingan hold back. Hold back dulu. Jangan keburu bereaksi tanpa mikir. Tanpa emosi sih lebih penting, karena, ketika lo lihat, ke-trigger emosi lo, pasti pengin do something. Tapi, ketika tahan dulu sebentar, waktu emosi lo udah turun, lo bisa mikir. Jangan bereaksi kalau emosi deh," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com