Produk yang semula tidak dipedulikan konsumen seperti misalnya produk jasa perkantoran mendadak menjadi produk yang dibutuhkan konsumen jasa perkantoran sebab masyarakat mulai WFH alias bekerja dari rumah belaka tanpa perlu menggaji pekerja kantor sebab bisa membeli produk outsourcing jasa perkantoran.
Bahkan turisme religi masa kini seperti misalnya menghadiri upacara perayaan Natal di Bethlehem bisa dilakukan secara jarak-jauh dengan mendayagunakan teknologi online maupun Zoom.
Kini muncuk produk teleturisme. Maka saya pribadi menyayangkan bahwa Menteri Kesehatan Republik Indonesia diganti akibat melihat kenyataan tidak ada satu pun Menteri Kesehatan bahkan Kepala Negara di planet bumi masa kini yang mampu menghadapi apalagi menanggulangi pagebluk Corona.
Memang tidak ada manusia yang sempurna maka dengan sendirinya juga tidak ada Menkes yang sempurna, maka dapat dimahfumi bahwa mustahil ada Menkes yang mampu mengatasi malapetaka corona secara sempurna.
Jika kemampuan menanggulangi angkara murka virus corona dipaksakan untuk menjadi syarat Menteri Kesehatan, maka seluruh Menteri Kesehatan di semua negeri di planet bumi harus diganti.
Pada hakikatnya prahara pandemi corona menyadarkan umat manusia bahwa pada hakikatnya seluruh manusia termasuk saya sekadar sesosok makhluk hidup yang tidak berdaya apa pun melawan virus corona.
Virus yang amat terlalu sangat kecil namun berdaya destruktif luar biasa besar terhadap manusia.
Pada hakikatnya, corona menyadarkan manusia untuk ojo dumeh (jangan mentang-mentang). Agar jangan takabur, jangan sombong, jangan arogan, jangan lupa daratan akibat merasa diri paling berkuasa sekaligus paling bijak maka paling benar.
Sebab, di atas langit masih ada langit, yang di atasnya masih ada langit lain lagi tanpa batas optimalitas.
Maka, corona menyadarkan umat manusia untuk tetap rendah hati, merunduk, ojo dumeh. Sebab, pada hakikatnya manusia sekadar makhluk yang tidak berdaya, maka tidak berarti dibandingkan dengan kedahysatan kemahakekuasan Yang Maha Kuasa.
Karena itu, tahun 2020 layak disebut sebagai Tahun Ojo Dumeh. Pada tahun 2020, pada hakikatnya umat manusia termasuk saya disadarkan oleh virus corona.
Sadar untuk kembali ke fitrah kearifan peradaban yang paling dasar sebagai pedoman kearifan, yaitu setiap insan manusia senantiasa bahkan niscaya berupaya bersikap Ojo Dumeh dalam menempuh perjalanan hidup sarat kemelut deru campur debu berpecik keringat, air mata dan darah ini.
Selamat Tahun Baru 2021!