Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggun: Saat Paling Lemah

Kompas.com - 22/01/2017, 16:02 WIB

Menurut Anggun, setiap konser, setiap pertunjukan, mempunyai aura dan atmosfer tersendiri yang membuatnya selalu semangat.

Karakter tiap konser, katanya, tak pernah sama. Bisa dibilang karakter satu konser dengan konser lain berbeda.

"Lagu boleh sama, tetapi perasaan saya dan penonton belum tentu sama dengan ketika mendengar lagu itu sebelumnya. Saya selalu mendapat energi berbeda karena bertemu penonton yang berbeda. Reaksi penonton ketika mendengar lagu saya juga tak pernah sama," ucap Anggun.

Di sela-sela jadwal pentas, Anggun menerima dua penghargaan Platinum di Perancis untuk album Toujours un Ailleurs (Selalu Ada Tempat yang Lain).

Album tersebut dirilis di negara-negara Eropa yang berbahasa Perancis, yakni Perancis, Belgia, dan Swiss.

Masih ada lagi, Anggun menerima penghargaan bergengsi Keys of the City Award di kota Firenze, Italia.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Wali Kota Firenze Dario Nardella. Penghargaan itu anugerah kepada pribadi menarik dan tamu kehormatan yang mencapai prestasi signifikan di bidang budaya dan seni.

Walaupun albumnya berbahasa Perancis, Anggun sangat populer di Italia. Di negeri itu, Anggun menerima penghargaan Gold, Platinum, dan Triple Platinum untuk albumnya.

Lagu-lagu Anggun juga masuk tangga musik hit "negeri piza" tersebut. Jauh sebelum itu, Anggun tampil di Italia tahun 2003 sebagai penyanyi pembuka acara Italian Music Award.

"Capek, tetapi saya senang. Mungkin orang melihat saya hanya senang-senang terus karena terbang ke sana kemari, tetapi sesungguhnya setiap hari saya selalu bekerja berat. Tidak, saya tidak mengeluh. Dari dulu saya ingin hidup saya tak sia-sia. Saya tidak mau menghabiskan oksigen dengan percuma," tutur Anggun yang juga duta kosmetik asal Jepang itu.

Lebih lanjut pelantun "Snow on the Sahara" ini mengatakan, perjalanannya dari panggung ke panggung dan ke banyak kota serta negara selama ini memberinya banyak inspirasi untuk mencipta lagu.

Dia berusaha disiplin menulis dan mencipta lagu meski tak ada inspirasi kuat.

"Ayah saya dulu sering berkata, jangan menunggu inspirasi, ide, atau ilham datang. Inspirasi dan ilham harus dipanggil. Bisa dengan membaca buku, menonton film, mendengarkan musik, melihat pameran, atau berkunjung ke museum. Semua itu stimulan buat otak. Nah, dari berbagai traveling itu juga selalu ada yang dapat saya tangkap," lanjutnya.

Pemenang World Music Award serta juri Asia's Got Talent dan kontes Miss France 2016 ini dengan bangga bercerita perihal putrinya, Kirana, yang kini berusia sembilan tahun dan belajar di sekolah negeri di Paris.

"Setiap Senin, dia sekolah sejak pukul 08.45 sampai pukul 18.00. Sementara Selasa-Jumat hingga pukul 16.30. Di sekolah-sekolah di Perancis, siswa harus makan siang di sekolah. Mereka makan hidangan organik dan dua kali seminggu menunya vegetarian. Boleh membawa makanan dari rumah, tetapi ada aturan dan menu yang harus ditaati. Malah repot karena daftarnya begitu panjang, ha-ha-ha," ujarnya.

Meski berkecukupan, Anggun tak memanjakan Kirana. Dia berkisah, anaknya suka seni dan tiap hari selalu menghasilkan sesuatu.

"Seperti saya, dia juga tak ingin hidup sia-sia. Saya bilang, saya punya uang, tetapi kamu bokek. Jadi, kamu harus belajar dan usaha," katanya tegas. (IDA SETYORINI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Januari 2017, di halaman 17 dengan judul "Saat Paling Lemah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com