Selebihnya, kata Yayan, acuan yang telah ia pegang dalam membuat sebuah koreografi akan berjalan sempurna, bila koordinasi dengan tim berjalan dengan baik.
“Misalkan yang beladiri spesifik atau yang street fighting, saya pun tak akan bisa buat koreo dengan otak dan fisik saya sendiri, makanya saya akan koordinasi dengan teman-teman yang koreo fighting-nya diinginkan oleh film,” ungkap Yayan.
Sementara, menurut Cecep Arif Rahman, kekuatan acuannya dalam koreografi itu adalah referensi.
Bagi Cecep, referensi yang dimiliki oleh tim koreografi menentukan seberapa kaya gerakan beladiri yang akan ditampilkan.
Sehingga, kata Cecep, koreografi akan terlihat luwes dan tak terpaku dengan gerakan dari satu aliran beladiri saja.
“Kayak film Gundala ini lebih dominan di Taekwondo, jadi kami serahkan ke pelatih yang ahlinya. Tapi, dalam fighting-nya kami tetap kasih yang dari silat juga,” ucap Cecep mencontohkan.
Baca juga: Yayan Ruhian dan Cecep A Rahman Hajar Keanu Reeves dalam Trailer John Wick 3
Kerja Tim Koreografi
Selain berperan menyajikan gerakan yang ciamik dalam film laga, tugas lain koreografer adalah melatih dan mengajarkan para pemain film menirukan gerakan yang telah ditetapkan.
Keterampilan tim koreografi dalam film laga jelas sangat diperlukan. Apalagi, banyak film laga yang memberikan suatu peran kepada aktor yang minim bekal beladiri, karena alasan kebutuhan film tersebut.
Joe Taslim mengatakan, bahwa pada dasarnya akan lebih muda bagi tim koreografi untuk memberikan pengarahan pada aktor yang memiliki bekal beladiri meskipun hanya secuil.
Hal itu lantaran sang aktor setidaknya sudah tahu dasar-dasar gerakan dalam beladiri, selebihnya hanyalah improvisasi, entah yang dilakukan karena proses atau keperluan untuk mendramatisasi sebuah adegan.
Baca juga: Ini Rupa Yayan Ruhian dan Cecep dalam Karakter Lego Star Wars