Pada beberapa adegan, seperti cerita tentang penenggelaman desa menjadi waduk atau peristiwa 1965, bahkan tidak ada dalam naskah karena orisinal berdasarkan cerita penutur yang langsung mengalami.
Film yang sebagian besar dialognya dalam bahasa Jawa ini sempat masuk nominasi kategori Penulis Skenario Asli Terbaik FFI 2016.
Saat ini, Ziarah baru diputar dari festival ke festival. Salah satunya Salamindanaw Asian Film Festival 2016 di Filipina yang menempatkan Ziarah sebagai film feature terbaik.
"Saya masih mengusahakan agar film ini bisa dinikmati lebih luas lewat layar bioskop," kata Bewe.
Jalan cerita yang mengalir, akting yang cukup natural, dan ketidakkenalan penonton terhadap pemeran akan membawa pada satu titik kesan bahwa kita tidak sedang menonton sebuah film, tetapi sedang menyaksikan dan mendengarkan langsung paparan kisah nyata dari orang-orang yang kita temui.
Film ini indah dalam kebersahajaannya. (SRI REJEKI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Maret 2017, di halaman 24 dengan judul "Ziarah, Berdamai dengan Masa Lalu".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.